10 Mei 2010

Li Yuanyuan, 21 Tahun tak Lelah Menggendong Ibunya

Hawa udara di Changchun , Tiongkok, sangatlah dingin. Li Yuanyuan memanggul sang ibu yang lumpuh kedua kakinya sambil menggendong putrinya yang berusia dua tahun buru-buru ke rumah sakit karena sang ibu terkena serangan jantung lagi. Orang-orang yang berlalu lalang di jalan memandang mereka bertiga dengan mata terbelalak, semua takjub melihat seorang wanita yang kelihatannya kurus lemah justru memiliki tenaga untuk memanggul satu orang sambil menggendong satu lagi……. 

Menurut laporan “City Evening Post”, di pagi buta, 13 Pebruari 2008, Li Yuanyuan telah memakaikan baju bagi anak dan sang ibu yang baru sembuh dari sakitnya. Jam 10 pagi, Yuanyuan berjongkok di depan sang ibu, meletakkan kedua kaki ibu di pinggangnya lalu memanggul sang ibu, kemudian menggendong putrinya yang berdiri di atas tempat tidur. Kedua tangan Yuanyuan dipakai untuk menyangga sang ibu, sedangkan sang ibu membantu merangkul cucunya mengitari leher Yuanyuan. Dengan cara inilah tiga orang tersebut saling berangkulan dengan susah payah keluar dari rumah sakit. Sang ibu telah lumpuh selama 21 tahun, selama 21 tahun itu pulalah Yuanyuan terbiasa memanggul sang ibu keluar masuk rumah sakit. 
Ketika Yuanyuan berusia 7 tahun terjadilah sebuah kecelakaan lalu lintas yang benar-benar telah merubah kehidupannya. Karena kecelakaan ini ibunda mengalami kelumpuhan pada kedua kaki yang diperparah dengan menghilangnya sang ayah. Sejak saat itu, Yuanyuan menjadi tulang punggung rumah tangga. Karena tidak ada penghasilan Yuanyuan menghidupi keluarga dengan menjadi pemulung, uang hasil kerja kerasnya habis terpakai untuk mengurus sang ibu.

Rasa bakti Yuanyuan kepada orang tua sangat menyentuh hati para tetangga, banyak tetangga yang dengan sukarela memberi bantuan kepada sang ibu dan putrinya ini. Karena sepanjang tahun hanya mampu berebahan, otot kaki sang ibu sering kejang, sakitnya tak tertahankan. Ada seorang tetangga yang berprofesi sebagai seorang dokter tradisional tua, setiap hari membantunya memberikan terapi akupunktur terhadap ibu Yuan-yuan, bahkan mengajarnya menggunakan teknik akupunktur sederhana. Sejak berusia 11 tahun sampai sekarang, Yuanyuan sudah dapat menggunakan teknik akupunktur untuk meringankan rasa sakit ibunya. Tiga tahun yang lalu, Yuan-yuan menikah, setahun kemudian, Yuanyuan melahirkan seorang putri. Namun di mana pun dan kapan pun, Yuanyuan tidak pernah meninggalkan sang ibu, dia dan suaminya bersama-sama memikul tanggung jawab mengurus sang ibu. 

Meskipun rumah tangganya tidak terbilang kaya, mereka sangatlah puas. Sang ibu berkata, terkenang masa 21 tahun ini meskipun penuh penderitaan, namun dia sangat puas, dia merasa diri-nya sama dengan orang tua lain yang juga telah menikmati kehangatan keluarga. Bagi Yuanyuan, selama 21 tahun ini, dia merasa dirinya sangat bahagia, karena dia adalah seorang anak yang masih memiliki seorang ibu. “Saya rela menjadi tongkat ibu sepanjang hidupku.……” (Dajiyuan/prm)

Inilah wujud cinta kasih seorang anak kepada ibunya yang telah melahirkan dia. Menggendong dianggapnya bukan merupakan  sebuah beban namun sebagai rasa wujud cinta kasih ibunya kepada dia yang telah melahirkan dan merawat Li Yuanyuan sejak kecil. Hal seperti ini sudah sangatlah jarang kita bisa lihat dalam budaya generasi muda Indonesia saat ini yang pengen "instant' dan ridak mau susah. Sehingga ketika orang tuanya sudah memasuki usia senja, mereka cepat-cepat mencari panti jompo untuk tempat tinggal orang tuanya kelak. Pernahkan pembaca bertanya pada orang tua masing-masing, tersersit pemikiran meninggalkan anda ketika baru lahir di panti asuhan?? Ini merupakan wujud cinta kasih dan perhatian mereka. Karena mereka tidak hanya membutuhkan penerus keluarga, namun juga hiburan di dalam rumah. Ibarat pelangi sehabis hujan,
Read More- Li Yuanyuan, 21 Tahun tak Lelah Menggendong Ibunya

23 Maret 2010

Terbentuknya Danau Sentani


Pada zaman dahulu kala tinggallah dua orang bersaudara, yang tua bernama Hokhoitembu dan yang muda bernama Hokhoiela. Hanya mereka berdua yang tinggal di sebelah selatan Danau Sentani. Untuk makan sehari-hari mereka mengembara di hutan-hutan mencari binatang buruan. Binatang buruan inilah yang menjadi hidangan mereka setiap hari. Oleh karena pada saat itu tidak ada api, binatang buruan yang mereka tangkap dimakannya mentah-mentah. Adapun darahnya dijadikan air untuk pengganti minumannya. Keseharian mereka hanya ditemani oleh kicauan burung dan desiran angin. Ketika malam tiba merekapun berdua tidur pulas karena kelelahan berburu. Apabila pagi telah tiba dan sang fajar telah mulai menyinari alam jagad raya ini kedua bersaudara ini pun bangun dari tidurnya dan kembali beraktifitas sebagaimana biasanya. Seperti hari-hari sebelumnya ketika mereka bangun di pagi hari hal pertama yang mereka lakukan adalah mempersiapkan peralatan berburu mereka yang terbuat dari kayu, seperti jubi, tombak, serta parang dan kapak yang terbuat dari batu.
Tidak seperti pada hari-hari sebelumnya setiap bepergian ke hutan untuk berburu mereka berdua selalu bersama-sama. Tetapi kali ini mereka berdua bersepakat untuk berpencar. Hokhoitembu mencari buruan ke arah timur dan adiknya Hokhiela menuju arah barat.
“Adik, nanti kalau matahari sudah mulai tenggelam di ufuk barat kita bertemu di Gobuk ya?”, kata Hokhoitembu kepada adiknya.
“Baik kakak”, jawab Hokhoiela adiknya.

Setelah mereka bersepakat untuk bertemu disuatu tempat sebelum malam tiba, berangkatlah mereka berdua dengan tujuan masing-masing. Satu menuju ke arah barat dan satu lagi menuju ke arah timur. Kedua bersaudara ini baik yang menuju ke arah barat maupun yang menuju ke arah timur menempuh perjalanan yang amat melelahkan. Mereka naik gunung, turun gunung, melawati hutan belantara, menenuruni lembah untuk mencari buruan namun tak berhasil. Ketika hari sudah mulai gelap merekapun bertemu ditempat yang telah mereka berdua sepakati bersama. Dalam pertemuan itu mereka bercerita satu sama lain tentang pengalaman mereka dalam perjalanannya. Di tengah keasikan mereka bercerita karena mungkin kelelahan mereka berdua pun tertidur di tempat itu. Keesokan harinya pagi-pagi sekali merekapun bangun, seperti biasa mereka mempersiapkan perlengkapan berburu untuk kembali melanjutkan perjalannya. Kali ini mereka tidak berpencar tetapi bersepakat untuk berangkat bersama-berasama ke arah utara sentani. Usia kedua bersaudara ini semakin-hari semakin tua, mereka tua dalam pengembraan. Ketika mereka tiba di sebelah utara sentani mereka sepakat untuk bermalam di situ. Pagi-pagi buta Hokhoiela terbangun dan keluar dari gubuknya. Di luar gubuknya ia naik ke atas pohon kemudian mengarahkan pandangannya ke arah utara. Di arah utara ia melihat ada asap yang mengepul membumbung ke langit. Hokhoiela merasa aneh melihat asap itu, karena selama hidup mereka baru kali ini ia melihat asap. Akhirnya ia pun turun menemui kakaknya Hokhoitembu dan memberi tahunya bahwa ia melihat benda aneh membumbung ke atas.

Mendengar penjelasan adiknya Hokhoitembu pun segera mengajak adiknya menuju ke arah utara tempat dimana asap itu berada. Mereka berjalan menuruni lembah, menyususri hutan lebat, dan mendaki gunung untuk sampai ke tempat asap itu. Di sepanjang perjalanan tidak ada seorang yang di temuinya. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun mereka berdua terus berjalan. Setelah sekian lama mereka berjalan akhirnya sampai juga mereka di tempat asap itu berada. Ditempat itu ternyata ada seorang lelaki tua yang bernama Yokhumokho. Yakhumokho ini bertugas menjaga api dan air yang ada di dekat gunung dobongsolo.

Melihat Hokhoitembu dan adiknya datang, Yokhumokho pun bertanya.
“siapa nama kalian dan apa tujuan kalian berdua datang kemari?”, tanya Yokhumokho.
“kami berdua datang kemari untuk meminta air”, jawan Hokhoitembu.
“baik kalau begitu, ini saya serahkan air tapi kalian berdua jangan sekali-kali meletakkan air ini di tanah, ya!”, pinta Yokhumokho.
 “Iya, Bapak!”, jawab mereka.
Setelah mereka menerima air merekapun berangkat pulang. Yang membawa air Hokhoitembu. Sepanjang perjalanan pulang mereka berdua tidak mendapatkan gangguan apa pun. Di tengah perjalanan karena capek dan lelah merekapun memutuskan untuk beristirahat. Air yang dibawa oleh Hokhoitembu diletakkan pada sebatang pohon tumbang, tanpa sengaja air itu tumpah. Tumpahannya mengalir melewati kelokan-kelokan tanah menuju kawah sebelah selatan Sentani. Kedua kakak beradik ini pun kaget.

Karena merasa bersalah mereka memutuskan untuk mengikuti kemana saja air yang tumpah itu mengalir. Rupanya air yang mengalir menyebar ke segala penjuru. Ada aliran air yang menuju menuju Kehiran. Aliran air itulah yang sekarang menjadi kali Awaiwi yang terdapat di Kehiran. Sesampainya diujung kali, Hokhoitembu mengatakan kepada adiknya yang Hokhoiela.
“Sekarang kita berpisah, saya menuju ke bagian timur dan kamu menuju ke bagian barat”, kata Hokhoitembu.
“Baik kakak”, balas Hokhoiela.
Setelah itu mereka pun berpisah, masing-masing berangkat sesuai dengan tujuan mereka dengan bekal air yang masih tersisah. Sang kakak yang berjalan ke arah timur dengan badan lurus menunjukkan daratan yaitu daerah kampung Yahim. Kemudian dengan kepala lurus dan membelokkan badan membentuk sebuah celah yang diletakkan di Kampung Sereh. Selanjutnya badan dibelokkan dengan tujuan membentuk lingkaran kecil yang disebut Pulau Yobe. Kemudian badannya dilingkarkan lagi kurang lebih sembilang puluh derajat sehingga membentuk Pulau Ajau Besar (dalam bahasa Indonesia Ifar Besar). Lalu membengkokkan badan lagi membentuk lingkaran dan terjadilah pulau Habakhei dan selanjutnya ke kiri lagi membentuk antara pulau Habakhei dan Pulau Ohey (Pulau Yohena) dan sekarang pulau itu disebut Pulau Asei. Kemudian Hokhoitembu kembali lagi berjalan dengan badan yang lurus mulai dari Hakhabei menuju kampung Nendali (sekarang Netar) langsung menuju ke arah timur lewat pulau Yohena (Pulau Asei) lalu membelokkan badan ke arah timur langsung menuju ke arah selatan membentuk sebuah daratan. Daratan itulah tempat Kampung Hebeiburu (Kampung Yoka).
Setelah itu kembali lagi Hokhoitembu melanjutkan perjalanan melaui air terus membuat beberapa tanjung yang letaknya antara Kampung Hebeiburu atau kampung Yoka dengan Kampung Puay. Sesampainya di Kampung Puay langsung masuk ke dalam dan membuat sungai yang cukup dalam langsung menuju ke arah timur. Sungai inilah yang dinamakan Kali Itafik (kali jernih). Perjalanan Hokhoitembu tidak terus ke arah timur tetapi berbelok ke arah selatan kawah sentani dan membelokkan badannya ke arah barat sentani, itulah yang membentuk pulau kecil yang bernama Hosena. Selanjutnya berjalan lagi membentuk daratan kemudian tanjung tempat Kampung Ayapo berada. Lalu berbelok ke arah barat membentuk Selat Bhuki. Terus ke arah barat di tengah-tengah danau membentuk pulau-pulau kecil yang bernama Pulau Merah (Pulau Putaly). Kemudian kembali ke arah selatan membentuk pulau kecil yang disebut Obolio. Selanjutnya menbentuk pulau besar yang disebut Atamaly. Terus ke selatan Sentani membentuk daratan yang agak dalam yang sekarang ditempati Kampung Ebale yang sekarang disebut Kampung Abar. Begitu pula adiknya Hokhoiela dengan membawa air ia berjalan dimulai dari daratan kampung Yoboy membuat tanjung panjang menuju arah selatan Sentani, namanya Tanjung Puyebei, kemudian terus ke sentani barat mulai dari Deware (kampung Kwadeware), Yonokong menuju selatan membuat sebuah pulau kecil yang bernama Mantai, selanjutnya berjalan ke arah utara melewati Yonokong membentuk beberapa pulau yang ada di daerah Rogo (Doyo Lama), terus menuju arah barat lewat kampung Yokhonde (nama sekarang Yakonde) sampai ke Sosiri lewat Buruwai belok ke arah timur membuat sungai besar Yope kemudian keluar lewat Kampung Donday. Perjalanan kedua kakak beradik yang membentuk lingkaran ini yang melewati beberapa tanjung menuju arah timur, barat, dan selatan inilah yang akhirnya membentuk danau sentani yang indah dan dapat kita nikmati keindahannya sekarang.
disalin dari :  http://sastralisanpapua.blogspot.com/2010/03/terjadinya-danau-sentani.html
Read More- Terbentuknya Danau Sentani

walau hilang, aku sudah punya sim card baru dengan nomor yang sama

Dua hari yang lalu, secara tidak sengaja karena ngantuk. HP kesayanganku Nokia 5070 yang selama hampir dua setengah tahun lebih menemaniku akhirnya pergi. Bukan pergi ke alam baka tapi hilang. Yach klo dihubung-hubungkan masih ada hubungannya dengan dunia maya. Karena HPku itu hilang di warnet. Ketika itu aku rencananya mau pulang ke kost. Karena flash disk dan HPku sama2 dalam saku yang sama, terpaksa HPku, aku keluarin tuk ambil flash disk tuk dicolokin ke CPU di warnet tuk copy lagu... Jadi HPku itu, aku keluarin trus ditaruh di meja keyboard. Setelah aku copy lagu, aku langsung sign of dan keluar tuk bayar sewa internet. Ketika itu aku yang aku masukin dalam saku, cuma Flash diskku saja. Setelah keluar dari warnet tersebut, aku pindah ke warnet lain. Ketika aku keluar, sama sekali aku tidak ingat dengan HPku itu. Hingga 1 jam kemudian, ketika lagi asyik chating di YM dengan seorang teman, secara tidak sengaja aku main2 sakuku, ketika itu baru aku sadar klo HPku tidak ada di dalam saku.
Ketika aku kembali ke warnet tempat yang aku main, sempat aku tanyakan sama operatornya yang ketika itu sudah berganti mengenai HPku itu. Dari operator tersebut, dia bilang gak tahu mengenai HPku. Aku sempat ngecek HPku di meja tempat aku main tadi.Ternyata sudah tidak ada. akhirnya aku kembali lagi ke warnet yang tadi aku sempat YMan itu.
Sejam kemudian akupun pulang ke kost, memang sich dalam hati aku pikir wah HPku dan simcardku dah hilang. Udah gak bisa lagi hubungi siapa-siapa begitu pula sebaliknya. Tapi yang membuat aku kuat, aku yakin HPku itu gak bakalan dipake orang lain karena HPku itu diberi PIN HP. Selain itu juga, aku tahu walaupun HPku hilang, aku masih bisa ke grapari telkomsel untuk mengurus sim card baru dengan nomor yang sama.Agar orang-orang bisa tetap berhubungan dengan aku. Karena nomor itu sudah terlalu banyak sekali orang yang tahu, sehingga jika aku ganti dengan nomor lain. Akan membuat orang lain ataupun aku susah untuk komunikasi.
 Tapi tadi pagi, sekitar jam 9an, aku sudah ke grapari dan telah mendapatkan sim card baru dengan nomor yang sama. Walau dengan antrian yang cukup memakan waktu lama. Namun dengan biaya Rp 10.000,-  aku sudah dapat menggunakan nomor yang sama kembali. Walau memang sich, tuk beberapa jam ini blom diaktifin, soalnya blom dapat HP buat ngaktifin kartu tersebut.
Tadi sempat ke kantor polisi tuk ngurus berita kehilangan, agar aku bisa dipermudah dalam mencari dan syukur-syukur bisa mendapatkan kembali HPku itu.Karena biasanya khan surat sakti dari pasukan seragam coklat tua itu khan sakti banget tuk melakukan sesuatu terkait kebenaran.
Read More- walau hilang, aku sudah punya sim card baru dengan nomor yang sama

07 Maret 2010

BASIC ENVIRONMENTAL TRAINING

Keberlanjutan daya dukung lingkungan adalah harapan umat manusia. Sayangnya, fenomena kekinian menunjukkan bahwa tingkat kerusakan lingkungan makin menjadi yang berujung pada kegentingan daya dukung ekologi. Pelatihan ini ditujukan bagi berbagai kalangan yang punya kepedulian dalam usaha-usaha penyelamatan lingkungan... hidup dalam aspek konservasi hingga advokasi. MENJADI ENVIRONMENTALIS DEMI KEBERLANJUTAN EKOLOGI..!
--
WAKTU & TEMPAT
18 – 20 Maret 2010 | materi in class
bertempat di Fak. Hukum Univeristas Atma Jaya Yogyakarta
Kampus I Gedung Alfonsus Jl. Mrican Baru 28 Yogyakarta
21– 27 Maret 2010 | study lapangan
--
PESERTA (terbatas)
30 orang
Terdiri dari unsur pelajar/mahasiswa dan masyarakat umum
--
PENDAFTARAN
batas akhir pada 11 Maret 2010
di WALHI Yogyakarta, Jl. Nyi Pembayun No. 14-A Kotagede – Yogyakarta
Formulir dapat diambil langsung atau download di www.walhi-jogja. or.id
--
FASILITAS
- Sertifikat
- Makan dan Snack selama pelatihan
- Id card
- Training kit
- E-book (menjadi enverimontalis itu gampang)
- T-Shirt
--
KESEMPATAN YANG DIPEROLEH PESERTA
- Kesempatan magang di seluruh lembaga anggota WALHI Yogyakarta
- Kesempatan mengikuti seleksi volunteer WALHI Yogyakarta
- Tergabung bersama Sahabat Lingkungan WALHI Yogyakarta dan Sahabat WALHI se-Indonesia
--
KONTRIBUSI
Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah)
--
KONTAK PENYELENGGARA
0274-378631 | diy@walhi.or. id
Umbu: 085228094032 | wulang@ymail. com
Iqin: 0818268001 | iqin.sasak@gmail. com
--
Hal-hal yang belum jelas dapat langsung ditanyakan ke penyelenggara
WALHI Yogyakarta, Jl. Nyi Pembayun No. 14-A Karang Samalo – Kotagede Yogyakarta
Telp/fax: 0274-378631 | diy@walhi.or. id | www.walhi-jogja. or.id

Read More- BASIC ENVIRONMENTAL TRAINING

04 Maret 2010

Obama datang, Papua Referendum?

Presiden AS Barack Obama dikabarkan akan datang ke Indonesia bulan ini(Maret-red) dan kepastian kedatangan presiden kulit hitam pertama AS ini dipastikan jadi. Yang mana dirilis oleh salah satu media massa Indonesia beberapa hari lalu, dikabarkan bahwa presiden AS yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Indonesia ini  datang dengan tujuan untuk membahas perubahan iklim yang sedang menjadi isu paling hangat di seluruh penjuru dunia. Namun selain untuk membahas perubahan iklim, Obama yang akan datang beserta istri dan kedua anaknya itu juga akan membahas lima agenda. Selain membahas perubahan iklim, Obama yang berayahkan Muslim ini akan membahas hubungan antara Islam dan Barat dari sisi ekonomi, politik dan intelektual melanjutkan pidatonya di Kairo, Mesir beberapa waktu lalu. Selain itu juga agenda lainnya yaitu terkait hubungan ekonomi Indonesia-AS karena banyak perusahaan AS yang berinvestasi di Indonesia.
 
akhir bulan Januari lalu melalui kompas online, diberitakan "Papua akan mencoba referendum pada bulan Maret mendatang. Ini masalah serius," kata Ketua Umum Laskar Merah Putih, Eddy Hartawan, sebelum acara doa lintas agama di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (30/1/2010) malam ini.

Hal ini bisa menjadi sebuah kebenaran jika kita mengaitkannya dengan kedatangan Obama ke Indonesia bulan Maret ini. keterkaitan ini mungkin kurang begitu terpublikasi secara jelas di media. Hal ini dikarenakan posisi Obama saat ini merupakan orang nomor satu di AS yang tidak hanya melihat dan melindungi orang kulit hitam namun semua warga negara AS dimana saja dia berada. Media massa di Indonesia tidak pernah meliput tentang kegiatan-kegiatan Obama waktu ketika menjadi senator di senat Amerika. Padahal perlu kita tahu, Obama ketika masih sebagai senator di senat AS, dia(Obama) merupakan salah satu anggota kaskus kulit hitam di senat yang khusus membahas tentang kaum hitam di dunia. Yang mana pernah tahun 2008 salah seorang anggota kaskus Eni F.H. Faleomavaega pernah ke Indonesia untuk mengunjungi Papua terkait masalah yang terjadi di Papua.
Read More- Obama datang, Papua Referendum?