28 Januari 2011

Misteri Danau Berwarna Biru Neon di Australia

Berenang seharusnya memberikan suasana yang sehat bagi raga kita. Tetapi, belum tentu demikian halnya jika Anda berenang di kolam misterius ini. Kulit Anda bisa seketika berubah menjadi biru neon usai berenang di danau itu.

"Rasanya seperti kami sedang bermain dengan cat radioaktif," kata Phil Hart yang menangkap gambar fenomena aneh ketika teman-temannya muncul dari sebuah danau di suatu malam.

Apa yang membuat air di tepi danau itu menyala dalam kegelapan? Ya, air berwarna terang di saat gelap itu tidak muncul dengan sendirinya. Ia tercipta karena reaksi kimia yang disebut biopendar (bioluminescence), yang muncul saat konsentrasi mikro-organisme di dalam air terganggu secara alamiah.

Phil, 34 tahun, meletakkan kameranya dengan penyanggah kaki tiga dengan kecepatan shutter terlambat. Lalu, dia kemudian melempar butiran pasir dan batu sehingga kamera dapat menangkap gambar bintik-bintik air biru sebanyak mungkin. Hasil gambarnya: sempurna.
Misteri Danau Gippsland berwarna biru neon, AustraliaGambar-gambar ini terlihat sangat menakjubkan. Warnanya berubah ketika konsentrasi mikro-organisme Noctiluca Scintillans di dalam air tidak normal, jauh lebih tinggi dari biasanya. Phil dan teman-temannya mengambil gambar itu di Danau Gippsland, Victoria, Australia.

"Berada di sana dan melihat biopendar yang begitu memukau adalah kesempatan yang sangat langka," ujar Phil. "Saya di sini sebagai direktur program di sebuah organisasi yang secara rutin mengadakan agenda berkemah di sekitar Danau Gippsland sejak 50 tahun lalu. Dan, belum pernah ada yang dapat melihat biopendar seterang ini."

Seperti yang disebutkan, fenomena ini disebabkan tingginya konsentrasi mikro-organisme yang tinggi. Hal ini diyakini sebagai hasil dari kombinasi kebakaran hutan dan banjir di sekitar danau, di mana secara tidak langsung meningkatkan kadar nutrisi di dalam air yang dapat menghidupkan organisme.

"Ini tidak boleh terjadi lagi dalam hidup saya," tutur Phil. "Saya merasa beruntung karena telah melihatnya dan berhasil merekam gambar tersebut dengan kamera saya."

"Warna biru cerah tidak hanya terlihat dengan mata kepala saya saja, tetapi juga dengan kamera saya. Ketika mengambil fotonya pertama kali, saya hampir tidak percaya melihat orang-orang di air tampak aneh," pungkas pria asal Melbourne itu.



Read More- Misteri Danau Berwarna Biru Neon di Australia

17 Januari 2011

Jangan pernah coba-coba nginap di hotel Lembang

Ini postingan yang saya dapat dari kaskus.us

1.Menginap di Hotel Grand Lembang, Aku Pulang Jual Cincin!

Dengan cerita yang sudah disampaikan oleh beberapa rekan yang merasa
dirugikan oleh pihak hotel grand lembang, saya pun turut merasakan
kejadian yang dialami oleh rekan2. kejadian ketika saya liburan ke
lembang, jam 1 siang saya cek in, lalu dengan banyak perjanjian saya
diminta untuk tanda tangan disertai materai yang isinya jangan
sampai ada komplain atas kehilangan apapun.

Ketika saya selesai makan malam, pergi ke kamar untuk istirahat,
ternyata yang saya temukan dompet saya sudah hilang isinya dengan 2
kartu kredit gold. sedang kan saya tidak begitu hafal no kartunya,
waktu sudah jam 1 malam, hp saya pun turut dicuri.

Saya complain, tapi pihak front office meminta saya sabar sampai
hari pagi. pagi nya saya lapor, tapi pihak hotel dengan skak mati
meyodorkan kertas perjanjian dan memojokan saya, bergelut degn waktu
saya tlp call center 2 kartu kredit gold saya, dan saya mendapatkan
info bahwa hari ini terjadi transaksi sebesar 15 jt di kartu BII dan
16,8 jt di kartu Abn Amro.

Dan nomer hp 08138008**** dengan tagihan 900 rb dalam 1 hari. Ketika
saya sedang sibuk mencari bantuan di luar, ketika saya masuk kembali
ke kamar, saya dikejutkan pula dengan hilang nya notebook aspire
3000 acer AMD. Saya cek in untuk 3 hari dan saya bayar lunas, tapi
dengan dalih saya mencemarkan nama baik hotel, maka saya pun di
minta untuk keluar dengan diberi waktu 30 menit.

Lalu saya laporkan ke polisi, pihak polisi memanggil utusan dari
pihak hotel, tapi pihak polisi dengan tenang nya mengatakan hal ini
dilupakan saja sebab tidak ada saksi dan pihak hotel pun tidak mau
dijadikan saksi. Pihak hotel menjanjikan untuk mengurus masalah ini,
tapi tiap kali saya telpon untuk menayakan perkembangan hilangnya
barang-barang saya, mereka hanya mengatakan sedang kami proses.

Anda bisa bayangkan, saya harus menjual cincin untuk pulang ke
Jakarta. saya sudah cape untuk marah-marah, hanya hati-hati saja
terhadap hotel Grand Lembang, bila perlu jangan pernah masuk kesana.
[saka/jakarta/jonoarya@yahoo.com]

2.Hati-Hati Menginap di Hotel Grand Lembang!!!


Ini kejadian benar2 terjadi pada diri saya sendiri: Pada hari Sabtu
tgl 3 Des 05, saya dan keluarga menginap di Hotel Grand Lembang
Bandung dengan menyewa 4 kamar tidur, dan keesokan harinya jam 06.30
saya dan keluarga turun ke resto u/breakfast. Kami semua
meninggalkan kamar dalam keadaan terkunci, dan sekembalinya dari
breakfast sekitar pukul 07.30 saya kembali ke kamar untuk mengambil
kamera untuk foto J dan K yang sedang berenang dan setibanya saya di
kamar, pintu masih dalam keadaan terkunci, setibanya saya di dalam
ternyata kamera digital saya sudah tidak ada, begitu juga dengan HP
saya, setelah saya cek ternyata HP istri saya juga sudah tidak ada!

Total saya membawa 2 HP dan istri saya juga membawa 2 HP yang
kesemuanya sudah hilang. Begitu juga uang tunai yang masih utuh di
dalam amplop di dalam tas istri saya juga ikut hilang. Dan akibat
kejadian ini saya mengalami kerugian belasan juta. Kemudian saya
segera lapor ke security dan manajemen hotel, kemudian saya segera
minta dipanggilkan kepolisian dan minta pemblokiran pintu keluar
serta pemeriksaan bagi tamu yang check out, tapi dengan berbagai
alasan dari pihak hotel maka hal tsb tidak dilakukan, yang membuat
saya lebih kesal lagi ternyata pihak kepolisian baru datang jam
11.00 dengan alasan baru di hubungi oleh pihak hotel pukul 10.30
wib.

Dan yang lebih hebatnya lagi, setelah saya ribut2 di Front Office,
ternyata para tamu mulai berdatangan dan melaporkan hal yang sama,
ternyata ada 6 kamar yang kemalingan dalam waktu yang bersamaan
tanpa ada kerusakan sedikit pun di pintu kamar??? Kemudian kami para
tamu yang kehilangan diminta ke kantor Polsek Lembang u/membuat BAP
dan yang hebatnya lagi ternyata POLSEK dengan HOTEL hanya berjarak
200 meter (mengapa pihak hotel tidak segera memanggil polisi??)

Menurut keterangan polisi, kejadian tsb sudah sering terjadi!!!
Kemudian kami semua meminta pertanggungjawaban dari pihak hotel,
tapi lagi2 kami harus kecewa karena pihak hotel tidak mau memberikan
ganti rugi, itu yang disampaikan kepada kami oleh manajer HRD(Bp.
Teddy) dan manajer Operasional (Ibu Egi). Tolong kepada rekan-rekan
agar hati-hati agar kejadian ini tidak terjadi pada rekan-rekan
semua, dan bilamana ada yang bisa membantu tolong sarannya karena
saya tetap mau tuntut hotel tsb dan mau masukkan ke surat kabar tapi
saya tidak tahu caranya...

3...
Betul sekali...pada tanggal 16-17 Desember 2005, kemaren...saya juga
sempat tidur disana...Kamar 226...Aduh persis apa yang saudara
ceritakan. Alhamdulillah. ..orang-nya sempet kepergok anakku,
sehingga kami sekeluarga tidak dirugikan. Allah masih melindungi
kami sekeluarga! Pertama kali keanehan saya rasakan saat ceck in.
Saya disodorin, surat pernyataan yang intinya pihak Hotel tidak akan
bertanggung jawab atas segala bentuk kehilangan barang, dst.
Termasuk mobil yang anehnya lagi keterangan tsb hanya ditempel
(dilem) dalam lembar permintaan Ceck in yang harus saya
tandatangani. Karena saya sudah capek dan nggak enak badan maka
langsung saya tandatangani saja, sekaligus membayar semuanya pakai
kredit card lunas. Namun masih juga KTP saya ditahan untuk alasan
yang nggak jelas. Pikir saya cuman 1 malam saja, nggak masalah.

Karena kecapaian dan nggak enak badan, setelah selesai sholat isya'
kami sekeluarga (istri dan 2 anak) putuskan untuk langsung tidur
semua pintu aku kunci sendiri. aneh hotel segini kok nggak ada kunci
pengaman lain (grendel, kunci manual), maka saya putuskan pilih
posisi tidur terdekat dengan pintu. Perasaan aneh, was-was mulai
muncul melihat model kunci pintu hotel, yang semacam itu (dapat
mengunci dengan menekan tombolnya) aku tambah was-was lagi termasuk
mobil yang aku parkir agak jauh. Betul juga saat tengah malam
(sekitar jam 00.30 WIB) badan saya kedinginan (Padahal Nggak ada AC-
nya). Rupanya pintu kamarku terbuka sedikit, sehingga angin masuk
lewat pintu aduh: aku teriak ini pasti ada sesuatu yang terjadi aku
langsung keluar, saya tidak melihat orang lain. setelah aku tengok
mobil masih ditempat, aku putuskan balik ke kamar aku bangunin
semuanya, tolong cek semua barang bawaan HP, kamera, laptop, dompet.
Alhamdulillah barang bawaan keluarga saya masih lengkap.

Saat itu juga aku telpon Front desk jawabnya sangat menyesakkan Kan
bapak sudah tandatangani surat pernyataan?? ? aku langsung tutup
telpon. Aku putuskan untuk tidur lagi dan ternyata mata ini nggak
bisa lagi tertutup, hingga pagi.. Saat sarapan pagi saya juga
komplain atas hal semalam, dengan enaknya dijawab dengan lagu yang
sama bahkan tempat sarapan saja aku di ping-pong, yang satu bilang
di ruang Edelweis, yang satu lagi di ruang belakangnya, sekeluarga
aku disuruh bolak-balik aku sempet cekcok dengan petugas pramusaji-
nya. Akhirnya kami sekeluarga nggak jadi sarapan dan kembali ke
kamar, karena 2 anak saya yang lari duluan sempet melihat 2 orang
memakai kaos sedang membuka kamar kami. terus kabur betul juga kamar
kami sudah dalam posisi terbuka ini Rahmat Allah karena kami nggak
jadi sarapan, seandainya saja saya & keluarga sarapan, barangkali
ceriteranya jadi lain. Kembali barang bawaan kami periksa, dicek
satu persatu. Alhamdulillah masih utuh semua dan tanpa ba-bi-bu aku
langsung cek-out (sekitar jam 07,30) dengan meminta KTP saya yang
masih di Front Office, langsung kabur cari sarapan untuk meneruskan
perjalanan ke Jawa.

Kesimpulan saya sudah Final: sekaligus juga pesen untuk temen-temen,
jangan sekali kali menginjakkan kaki ke hotel yang satu ini atau
paling tidak lebih hati-hati dimanapun dan kapanpun Saudara-Saudara
berada. Selamat tinggal Grand Hotel Lembang cari tempat lain saja.
Salam AP

?andrek

24 October 2008 - 01:50 AM

thanks infonya....sebetulnya tuh hotel cuma bwt buang hajat doang alias transit...,jadi hotel transit baagi pasangan yg pengen buang hajat sesaat....jadi ga heran banyak maling disana.


Alamat web grand lembang : http://www.grandhotellembang.com/
Read More- Jangan pernah coba-coba nginap di hotel Lembang

JUAL ALAT SABLON DIGITAL

Saya ingin menawarkan seperangkat alat sablon digital, yaitu alat tuk sablon mug dan sablon piring.









DIJUAL DENGAN HARGA RP 2.000.000,- (DUA JUTA RUPIAH) .

BISA NEGO

JIKA ADA YANG BERMINAT BISA HUBUNGI : 0812 2775 1678 a.n ERICK YOKU

Atu bisa langsung ke alamat saya di :
JL. LANGENSARI 10 PENGOK YOGYAKARTA
UTARA BENGKEL KERETA API BALAI YASA YOGYAKARTA




Read More- JUAL ALAT SABLON DIGITAL

10 Mei 2010

Li Yuanyuan, 21 Tahun tak Lelah Menggendong Ibunya

Hawa udara di Changchun , Tiongkok, sangatlah dingin. Li Yuanyuan memanggul sang ibu yang lumpuh kedua kakinya sambil menggendong putrinya yang berusia dua tahun buru-buru ke rumah sakit karena sang ibu terkena serangan jantung lagi. Orang-orang yang berlalu lalang di jalan memandang mereka bertiga dengan mata terbelalak, semua takjub melihat seorang wanita yang kelihatannya kurus lemah justru memiliki tenaga untuk memanggul satu orang sambil menggendong satu lagi……. 

Menurut laporan “City Evening Post”, di pagi buta, 13 Pebruari 2008, Li Yuanyuan telah memakaikan baju bagi anak dan sang ibu yang baru sembuh dari sakitnya. Jam 10 pagi, Yuanyuan berjongkok di depan sang ibu, meletakkan kedua kaki ibu di pinggangnya lalu memanggul sang ibu, kemudian menggendong putrinya yang berdiri di atas tempat tidur. Kedua tangan Yuanyuan dipakai untuk menyangga sang ibu, sedangkan sang ibu membantu merangkul cucunya mengitari leher Yuanyuan. Dengan cara inilah tiga orang tersebut saling berangkulan dengan susah payah keluar dari rumah sakit. Sang ibu telah lumpuh selama 21 tahun, selama 21 tahun itu pulalah Yuanyuan terbiasa memanggul sang ibu keluar masuk rumah sakit. 
Ketika Yuanyuan berusia 7 tahun terjadilah sebuah kecelakaan lalu lintas yang benar-benar telah merubah kehidupannya. Karena kecelakaan ini ibunda mengalami kelumpuhan pada kedua kaki yang diperparah dengan menghilangnya sang ayah. Sejak saat itu, Yuanyuan menjadi tulang punggung rumah tangga. Karena tidak ada penghasilan Yuanyuan menghidupi keluarga dengan menjadi pemulung, uang hasil kerja kerasnya habis terpakai untuk mengurus sang ibu.

Rasa bakti Yuanyuan kepada orang tua sangat menyentuh hati para tetangga, banyak tetangga yang dengan sukarela memberi bantuan kepada sang ibu dan putrinya ini. Karena sepanjang tahun hanya mampu berebahan, otot kaki sang ibu sering kejang, sakitnya tak tertahankan. Ada seorang tetangga yang berprofesi sebagai seorang dokter tradisional tua, setiap hari membantunya memberikan terapi akupunktur terhadap ibu Yuan-yuan, bahkan mengajarnya menggunakan teknik akupunktur sederhana. Sejak berusia 11 tahun sampai sekarang, Yuanyuan sudah dapat menggunakan teknik akupunktur untuk meringankan rasa sakit ibunya. Tiga tahun yang lalu, Yuan-yuan menikah, setahun kemudian, Yuanyuan melahirkan seorang putri. Namun di mana pun dan kapan pun, Yuanyuan tidak pernah meninggalkan sang ibu, dia dan suaminya bersama-sama memikul tanggung jawab mengurus sang ibu. 

Meskipun rumah tangganya tidak terbilang kaya, mereka sangatlah puas. Sang ibu berkata, terkenang masa 21 tahun ini meskipun penuh penderitaan, namun dia sangat puas, dia merasa diri-nya sama dengan orang tua lain yang juga telah menikmati kehangatan keluarga. Bagi Yuanyuan, selama 21 tahun ini, dia merasa dirinya sangat bahagia, karena dia adalah seorang anak yang masih memiliki seorang ibu. “Saya rela menjadi tongkat ibu sepanjang hidupku.……” (Dajiyuan/prm)

Inilah wujud cinta kasih seorang anak kepada ibunya yang telah melahirkan dia. Menggendong dianggapnya bukan merupakan  sebuah beban namun sebagai rasa wujud cinta kasih ibunya kepada dia yang telah melahirkan dan merawat Li Yuanyuan sejak kecil. Hal seperti ini sudah sangatlah jarang kita bisa lihat dalam budaya generasi muda Indonesia saat ini yang pengen "instant' dan ridak mau susah. Sehingga ketika orang tuanya sudah memasuki usia senja, mereka cepat-cepat mencari panti jompo untuk tempat tinggal orang tuanya kelak. Pernahkan pembaca bertanya pada orang tua masing-masing, tersersit pemikiran meninggalkan anda ketika baru lahir di panti asuhan?? Ini merupakan wujud cinta kasih dan perhatian mereka. Karena mereka tidak hanya membutuhkan penerus keluarga, namun juga hiburan di dalam rumah. Ibarat pelangi sehabis hujan,
Read More- Li Yuanyuan, 21 Tahun tak Lelah Menggendong Ibunya